Sabtu, 14 Januari 2012

MATERI BAB 3 INTERAKSI SOSIAL


Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup yanpa bantuan orang lain. Olah karena itu manusia perlu berinteraksi dengan mannusia lainnya. Interaksi  sosial yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial ini m erupakan hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial menyangkut hubungan antar perorangan, antar kelompok, atau antar individu dengan kelompok. Jadi walaupun orang-orang saling bertatap muka tetapi tidak saling berbicara, tetap telah terjadi suatu interkasi sosial.
A.    Interaksi Sosial
Sejak dilahirkan manusia mempunnyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya. Naluri itu merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, yaitu kebutuhan afeksi, kebutuhan inklusi, dan kebutuhan kontrol. Upaya manusia dalam menuhi kebutuhan hidupnya dilaksanakan melalui proses yang disebut interaksi sosial. Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan sosial.

MATERI BAB II, NILAI DAN NORMA SOSIAL


B. NORMA SOSIAL
1.      Pengertian Norma Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat aturan, kaidah atau norma yang berupa suatu keharusan, anjuran, ataupun larangan. Kaidah atau norma yang ada di masyarakat merupakan perwujudan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut. Ada hubungan antara nilai dan norma. Jika nilai merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dan dicita-citakanoleh masyarakat maka norma merupakan aturan bertindak yang dibenarkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut Alvin L. Bertrand, norma didefinisikan sebagai suatu standar-standar tingkah laku yang terdapat di dalam semua masyarakat. Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma di masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama. Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma, maka akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yangmenyontek pada waktu ulangan diberi nilai nol, dan seterusnya. Norma merupakan hasil perbuatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada mulanya, aturan itu dibentuk secara tidaksengaja, makin lama norma-norma itu disusun secara sadar. Norma dalam masyarakat berisi tata tertib, aturan, petunjuk, standar perilaku yang pantas dan wajar. Norma cara adalah norma atau aturan yang daya ikatnya sangat lemah. Orang yang melanggar norma ini biasanya mendapatkan sanksi ringan berupa celaan atau ejekan. Contohnya: makan sambil berbicara.

MATERI BAB 1 SOSIOLOGI


A.    Konsep Dasar Sosiologi
Secara etimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin “socious” (teman) dan “logos” (ilmu). Sehingga sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara teman dengan teman, yaitu hubungan antara seorang dengan seorang, seorang dengan golongan. Sosiologi termasuk dalam kelompok-kelompok ilmu-ilmu sosial (social science). Secara universal, sosiologi juga disebut sebagai ilmu kemasyarakatan. Karena lebih memusatkan perhatiannya pada hubungan antara manusia itu sendiri. Bahkan sosiologi termasuk ilmu yang masih muda usianya karena baru muncul sekitar abad 19, yang di populerkan oleh filosof Perancis AUGUSTE COMTE (1798-1857).  Berkat jasanya, Auguste Comte disebut sebagai “Bapak Sosiologi” karena ia yang pertama kali memakai istilah ilmu filsafat dan berdiri sejak pertengahan abad 19 dalam bukunya “Course De Philosophie Positive”. August Comte mengemukakan pandangannya mengenai hukum kemajuan manusia (Hukum Tiga Jenjang). Dimana sejarah manusia akan melewati tiga jenjang / tahap yaitu :
1)        Jenjang Teologi yaitu tahap dimana manusia mencoba menjelaskan gejala disekitarnya dengan mengacu kepada hal-hal yang bersifat ke Tuhanan.
2)        Jenjang metafisika yaitu tahap dimana manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan yang abstrak.
3)        Jenjang Positip yaitu tahap dimana semua penjelasan gejala alam maupun sosial dilakukan dengan mengacu pada diskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah).

CARA MERUJUK KUTIPAN “Hindari Plagiarisme Itu Mudah”


Hal yang jarang diperhatikan dalam penulisan laporan penelitian atau artikel lainya adalah mengutip tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya, dengan istilah kerenya yaitu “Plagiarisme”. Padahal tak ada yang sulit untuk menuliskan sumber yang kita kutip. Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan menampilkan cara-cara merujuk kutipan dan penulisan daftar pustaka yang saya kutip dari tulisan Astuti (2010).
A.    Cara Merujuk Kutipan Langsung
Kutipan kurang dari empat baris ditulis dalam tanda petik (“...”) sebagai bagian terpadu dalam teks utama, dan disertai nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Nama pengarang dapat diyulis secara terpadu dalam teks, atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Jika terdapat tanda petik dalam kutipan, maka digunakan tanda petik tunggal (‘...’).
Contoh:
1.        Soebronto (1990:23) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan belajar”
2.        Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:23).
3.        Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ‘campur tangan’ pemimpin perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karya ilmuan di daerah perkotaan” (Soewigyo, 1991:101)