Sabtu, 14 Januari 2012

CARA MERUJUK KUTIPAN “Hindari Plagiarisme Itu Mudah”


Hal yang jarang diperhatikan dalam penulisan laporan penelitian atau artikel lainya adalah mengutip tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya, dengan istilah kerenya yaitu “Plagiarisme”. Padahal tak ada yang sulit untuk menuliskan sumber yang kita kutip. Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan menampilkan cara-cara merujuk kutipan dan penulisan daftar pustaka yang saya kutip dari tulisan Astuti (2010).
A.    Cara Merujuk Kutipan Langsung
Kutipan kurang dari empat baris ditulis dalam tanda petik (“...”) sebagai bagian terpadu dalam teks utama, dan disertai nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Nama pengarang dapat diyulis secara terpadu dalam teks, atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Jika terdapat tanda petik dalam kutipan, maka digunakan tanda petik tunggal (‘...’).
Contoh:
1.        Soebronto (1990:23) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan belajar”
2.        Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:23).
3.        Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ‘campur tangan’ pemimpin perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karya ilmuan di daerah perkotaan” (Soewigyo, 1991:101)
Kutipan lebih dari enam baris ditulis tanpa petik pada garis baru, terpisah dari teks yang mendahului, dimulai pada karakter ke enam dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru, garis barunya dimulai dengan mengkosongkan lima karakter lagi dari garis tepi teks kutipan
Contoh:
Suyanto (1998:202) menarik kesimpulan sebagai berikut:
      Pendidikan karakter memberikan tempat bagi kebebasan individu dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap baik, luhur, dan layak diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi berhadapan dengan dirinya, sesama dan Tuhan. Pendidikan karakter  berusaha mempromosikan nilai-nilai positif bagi anak-anak muda dalam kaitannya dengan merosotnya moral bangsa. Nilai-nilai pendidikan karakter yang diusung disini bertujuan untuk membentuk karakter terhadap individu agar mempunnyai moral yang baik.
      Hal tersebut . . . .

Apabila di dalam mengutip langsung terdapat kalimat yang dibuang maka diganti dengan empat titik. Jika yang dibuang kata maka diganti dengan tiga titik.
B.     Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang ditulis secara tidak langsung atau ditulis dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa adanya tanda petik dan terpadu dalam teks. Nama pengarang disebut terpadu dalam teks, dalam kurung bersamaan tahun penerbitnya. Nomor halaman disebutkan jika yang dikutip adalah bagian tertentu saja, dan apabila yang dikutip adalah keseluruhan atau meloncat-loncat nomor halaman boleh tidak dicanyumkan.
Contoh:
1.       Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun ke empat
2.       Dalam buku tata bahasa lama seperti buku Prijohoetomo (1973) belum dikenal istilah transposisi.
3.       Mahasiswa tahun ke tiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun ke empat.
4.       Apabila kita bicara tentang belajar, sebenarnya kita bicara tentang bagaimana tingkah laku seseorang berbah sebagai akibat pengalaman.
C.    Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka di beri judul DAFTAR PUSTAKA dicetak tebal dengan huruf kapital tegak. Nama pengarang yang terdiri dari dua bagian atau lebih ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat), dan nama tengah diakhiri dengan titik. Pengedepanan nama akhir pengarang bersifat menyeluruh tanpa memperhitungkan itu nama asli penulis, marga ataupun nama orang tua. Hal tersebut digunakan untuk keseragaman, konsistensi, dan mempermudah penulisan.
1.      Rujukan dari buku.
Contoh:
Strunk, W,. Jr dan E. B. White. 1979. The Element of Style (3 rd ed). New York: Mac Millan
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dari ilahan Satu-satunya ke Satu-satunya Asasi. Malang: FPIPS IKIP Malang.
2.       Beberapa buku dijadikan sumber dari pengarang yang sama dan tahun terbitnya sama.
Angka tahun penerbit diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya berdasarkan abjad judul bukunya
Contoh:
Astuti, Tri Marheni P. 2008a. Konstruksi Gender dalam Realita Sosial. Semarang: UNNES Press.
-----2008b. Pengembangan Teknik Analisis gender dalam Penelitian kebijakan dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
3.       Beberapa buku dijadikan sumber dari pengarang yang sama tetapi penerbitnya berbeda.
Contoh:
Abdullah, Irwan (Ed). 1997, Sankan paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
----- 2001. Seks dan reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta: Terawang.
4.      Rujukan dari buku berisi kumpulan karya ilmiah yang terdapat editornya.
Contoh:
Abdullah, Irwan (Ed). 1997, Sankan paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (editor satu orang)
Poerwandari, E. Kristi dan Hidayat, S. Rahayu (Eds.). 2000. Perempuan Indonesia dalam Masyarakat yang Tengah Berubah. Jakarta: Program Pasca Sarjana kajian Wanita UI. (editor lebih dari satu orang)
5.      Rujukan dari kumpulan karya ilmiah
Nama pengarang dituis di depan diikuti dengan tahun penerbitan kumpulan karya ilmiah, judul karya iliah ditulis tanpa cetak miring. nama editor ditulis seperti menulis nama pengarang buku, diberi keterangan (Eds.) atau (Ed). Judul buku kumpulan dicetak miring diikuti nomor halaman dimana karya ilmiah yang dikutip itu.
Contoh:
Astutui, Tri Marhaeni P. 2000. Gerakan tandingan Perempuan; Kasus Perempuan Kelas Bawah di Grobogan  Jawa Tengah. Dalam Poerwandari, E. Kristi dan Hidayat (Eds.). 2000. Perempuan Indonesia dalam Masyarakat yang Tengah Berubah. Hlm. 432-450. Jakarta: Program pasca Sarjana kajian Wanita UI.
Hasan, M. Z. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.) Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Hlm. 12-25. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
6.      Rujukan karya ilmiah jurnal
Bagian akhir berturut-turut ditulis tahun, nomor jurnal, dan nomor halaman karya ilmiah tersebut.
Contoh:
 Astuti, Tri Marhaeni P. 2009. Sosialisasi Anak dan Melemahnya Tradisi dalam Migrasi Internasional (kasus TKW dari Godog Grobogan jawa Tengah). Humaniora 2.21:125-137
7.      Rujukan dari koran
Belakang angka tahun dan nomor koran ditambahkan tanggal dan bulan terbitan dengan nomor halaman didahului singkatan hlm.
Contoh:
Jawa Pos. 1995. Wanita kelas bawah Lebih Mandri. IV.2.22 Juni. Hlm. 3 (tanpa nama pengarang)
Astuti, Tri Marhaeni P. Standar Ganda Menilai Perselingkuhan.    Kompas. 10 Juni. Hlm. D
8.      Rujukan dokumen pemerintah
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.
9.      Rujukan dari lembaga atas nama lembaga
Nama lembaga yang bertanggung jawab langsung ditulis paling depan diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat, penerbitan, dan nama lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta. Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
10.  Rujukan buku terjemahan
Contoh
Ary, D. L.C. Jacob, dan A. Razavieh. 1982. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya; Usaha Nasional.
Spreadley, James P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana.
11.  Rujukan tesis, skripsi, disertasi, dan laporan penelitian
Contoh:
Astuti, Tri Marhaeni P. 2005. Redifinisi Eksistensi Perempuan Migran; Kasus Migran Kembali dari Godog, Grobogan, Jawa Tengah. Disertasi. UGM Yogyakarta.
Astuti, Tri Marhaeni P. 1998. Adopsi Inovasi Pertolongan Persaingan Sehat oleh Dukun Bayi. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. DP2M DIKTI, Jakarta
12.  Rujukan makalah
Contoh:
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negera Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

1 komentar: