Rabu, 07 Desember 2011

Senja Masa Kuliah


Senja ini kala letih dan sepi                  
Ada yang berbisik dalam hati
Dedaunan kering  yang luruh tak berarti
      Ada pertanyaan besar yang hadir. Sudahkah selama ini kita geluti aktivitas dengan jiwa? Menyikapi ilmu dengan hati? Kalau belum maka siapkan diri! Karena ada perih yang mengiris, ketika perenungan melahirkan kesadaran. Kesadaran akan kehampaan justru ketika seharusnya berada di puncak kebanggaan. Betapa pragmatisnya kita, ketika sebagian menjalani aktifitas keseharian seperti air yang mengalir. Tanpa beriak dan gelombang
Betapa naifnya kita, yang begitu menggebu mengejar hapalan ilmu untuk sebuah nilai pada transkip dalam sikadu. Kalau begitu apa bedanya kita dengan “ROBOT”? Munkin ada sebaiknya, sejenak kita menelaah ungkapan yang terkenal di kalangan seniman “Ketika kehidupan tak lagi jujur, ketika perilaku penuh dengan ambigu, ketika aturan demikian membekap, maka berpalinglah pada hati dan jiwa. Karena hati dan jiwa tidak pernah berdusta, Tidak terpenjara dan bebas mengembara kemana dia suka”.
      Maka luangkan sejenak untuk berkontemplasi. Melahirkan cinta, sebagai landasan keikhlasan dalam mengikuti jelaga kehidupan. Hanya dengan cinta yang mampu menggerakkan hati dan jiwa untuk menyelaraskan pencapaian IPTEK dengan kematangan spiritualitas.
      Biarkan kesadaran akan rasa syukur yang meraja. Karena pada setiap tahap pencapaian ilmu, merupakan wujud cinta dan keiklasan  kita sebagai mahluk yang diciptakan untuk berhakikat mulia.
                                                (p0u-3)

0 komentar:

Posting Komentar