PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yangtumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat (http//Organisasi/.Org.15/05/2011). Termasuk tumbuh di desa Sekaran kecamatan Gunung Pati Semarang.
PembinaanKesejahteraanKeluarga (PKK) sebagaigerakanpembangunanmasyarakatbermuladari
Seminar Home Economic di Bogor tahun 1957.Sebagaitindaklanjutdariseminartersebut, padatahun 1961 PanitiaPenyusunan Tata SusunanPelajaranpadaPendidikanKesejahteraanKeluarga (PKK), KementerianPendidikanbersamaKementerian-kementerianlainnyamenyusun 10 SegiKehidupanKeluarga. Gerakan PKK dimasyarakatkanberawaldarikepedulianisteriGubernurJawa Tengah padatahun 1967 (ibu ISRIATI MOENADI) setelahmelihatkeadaanmasyarakat yang menderitabusunglapar.
Seminar Home Economic di Bogor tahun 1957.Sebagaitindaklanjutdariseminartersebut, padatahun 1961 PanitiaPenyusunan Tata SusunanPelajaranpadaPendidikanKesejahteraanKeluarga (PKK), KementerianPendidikanbersamaKementerian-kementerianlainnyamenyusun 10 SegiKehidupanKeluarga. Gerakan PKK dimasyarakatkanberawaldarikepedulianisteriGubernurJawa Tengah padatahun 1967 (ibu ISRIATI MOENADI) setelahmelihatkeadaanmasyarakat yang menderitabusunglapar.
Padatanggal 27 Desember 1972 MenteriDalamNegerimengeluarkanSuratKawatNomorSus 3/6/12 kepadaGubernur KDH Tk.IJawa Tengah dengantembusanGubernur KDH seluruhIndonesia , agar mengubahnamaPendidikanKesejahteraanKeluargamenjadiPembinaanKesejahteraanKeluarga. SejakituGerakan PKK dilaksanakan di seluruhIndonesia dengannamaPembinaanKesejahteraanKeluarga (PKK) dantanggal 27 Desemberditetapkansebagai "HariKesatuanGerakan PKK" yang diperingatisetiaptahun.
Gerakan PKK bertujuan untuk memberdayakan keluwarga dan meningkatkan kesejahteraan lahir batin menuju terwujudnya keluwarga yang
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berakhlak mulia dan berbudi luhur
3. Sehat sejahtera
4. Maju mandiri
5. Kesetaraan dan keadilan gender
6. Kesadaran hukum dan lingkungan
Tim penggera PKK terdiri dari semua tingkatan dalam masyarakat baik laki-laki maupun perempuan yangdikelolaoleh TP PKK, yang dibentuk di :
1. Pusat
2. Provinsi
3. Kabupaten, Kota
4. Kecamatan
5. Desa, Kelurahan
Hubungankerjaantara TP PKK Pusatdengan TP PKK di Daerah (TP PKK Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, DesadanKelurahan), adalahbersifatkonsultatifdankoordinatifdengantetapmemperhatikanhubunganhierarkis.
10 program PKK :
1) PenghayatandanPengamalan PANCASILA
Pancasilaadalahlandasan ideology Negara Indonesia, yang terdiridari 5 prinsip yang takdapatdipisahkan.Padadasarnyapancasiladigalidarinilaibudayabangsa Indonesia, yang mencakupkepercayaanpadaTuhan YME, menghargaidanmenjunjungtinggiharkatdanmartabatmanusia, lebihmementingkankepentingannasionaldaripadakepentingandirisendiriataukeluarga. Mengembangkan rasa kebersamaan, taatpadaperaturandanhukum yang berlaku, berbudipekertiluhursertaberwatakmulia.
2) GotongRoyong
Sikapgotong-royongsudahadadalamtradisibudayahidupmasyarakat Indonesia.Seperti di Jawatengahyaituarisan, tengelan, selapanan, sambatan, patungan, lebonandanjimpitan.
3) Pangan
Penggalakkanpenyuluhanuntukpemanfaatanpekaranganrumah, penanamantanamankeluarga (sayuran, buah-buahan, obat-obatan), bahkanjugadianjurkanuntukmemeliharaunggas.
4) Sandang
Memanfaatkanprodukbahandancorakpakaiansetempat, denganmencintaiprodukdalamnegeri.
5) Perumahandan Tata LaksanaRumahTangga
Memberipengetahuantentangbagaimanamenatarumah yang sehat, menarik, dannyaman.
6) PendidikandanKeterampilan
Pemberantasanbutaaksara.PKK menganjurkankeluargauntukmemberikanpendidikanbagiputradanputrinya.
7) Kesehatan
Lima (5) pelayanandasar di posyandu :imunisasi, gizi, keluargaberencana, kesehatanibudananak (KIA), danpenanggulangandiare.
8) PengembanganKehidupanBerkoperasi
PKK menganjurkanpembentukankoperasisebagaiupayapemberdayaankeluargadenganmeningkatkanpendapatan.
9) KelestarianLingkunganHidup
Penyuluhansederhana agar lingkungantidakdirusak, mencegahpencemaransumber air, pemberantasansarangnyamuk.
10) PerencanaanSehat
Mencakupupayameningkatkankemampuankeluargauntukmengelolakeuangankeluargasecaraefektifdanefisien.Anjuranuntukmenyimpanuang di bank, melaksanakankeluargaberencana.
Dari 10 program pokok PKK tesebut penulis ingin menganalisis konstruksi gender pada gerakan pembinaan kessejahteraan Keluarga di Dessa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Semarang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konstruksi gender pada gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga di Desa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Semarang?
C. Tujuan
Mengetahui konstruksi gender pada gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluargadi Desa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Semarang.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gerakan PKK kelurahanSekaran, Gunungpati, menurutpenuturanIbuKusniati, yang sempat kami wawancaraiketika berada di kantorKelurahanSekarankeanggotaan PKK kelurahan Sekaran sepenuhnyaterdiri dariorang yang berkelamin perempuan, meskipun dari kelurahan tidak membatasi keanggotaan untuk orang yang brkelamin laki-laki. Namun, sampai saat ini hanya terdapat 1 laki-laki yaitu bapak Kepala Desa yang berkedudukan sebagai Dewan Penyantun, dewan pendukung gerakan PKK.
Program baru yang digalakkanoleh PKK Sekaran, Gunungpati, Semarang adalah‘GarduKempling’ (gerakanterpadu yang menanganikesehatan, ekonomi, pendidikan, infrastrukturdanlingkungan).Program Kerja Yang TelahDijalankanOlehAnggota PKK Sekaran :
1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
2. Gotong Royong
· Arisan
· Sambatan
· Jimpitan
3. Pangan
· Penyuluhan cara memasak, membuat kue
4. Sandang
· Pelatihan mendesain pakaian dan menjahitnya.
· Perlombaan desain baju dan modeling
5. Perumahan Dan Tata Laksana Rumah Tanggga
· Penyuluhan tata rumah yang sehat, menarik dan nyaman.
6. Pendidikan dan ketrampilan
· Penyuluhan cara mendidik anak yang baik
· Lomba tari
· Lomba merangkai bunga
7. Kesehatan
· Penyuluhan dan pelaksanaanpemilahansampah
· Pembrantasansarangnyamuk.
· Jumat bersih dalam bentuk kerja bakti membersihkan sekitar rumah pada hari jumat
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi
· Pengadaankoperasi yangmodal awalberasaldaridanabantuanPemkot Semarang, danselanjutnyauntukdikembangkan.
9. Kelestarian lingkungan hidup
· Menanamtanamankeluarga, sepertitanamanobat, sayuran, rempah-rempah, dan lain sebagainya
10. Perencanaan Sehat
· Sosialisasi pelaksanaan program KB
Semua kegiatan tersebut dilaksanakan oleh tim penggerak PKK kelurahan Sekaran yang keseluruhan anggotangnya adalah perempuan.
SumberPembiayaanGerakanPkk
SumberpembiayaanGerakan PKKdidasarkankepadaswadayagotongroyongdanpartisipasimasyarakat.Perananbantuanpemerintahdanbantuandarisumberlainnyasifatnyasebagaipendorongdanperangsanguntuktumbuhdanberkembangnyaswadayagotongroyongdanpartisipasimasyarakat.
Bantuanpemerintahdalamkeadaandankondisitertentumerupakanfaktorpendoronguntukmenumbuhkankreativitasdanotoaktivitasmasyarakatdengankeswadayaandankegotongroyongan.PNPM2KP merupakanpihak yang memberikanbantuanpada proses kegiatan PKK kelurahan Sekaran, sepertipemberianbantuansaranadanprasarana, sertapelayanansepertikesehatandalamhaliniadalahposyandu.
B. Pembahasan
TeoriNurture
ArifBudiman (1985:2) mengemukakanbahwateoriiniberanggapanperbedaanperandan status antaralaki-lakidanperempuanterciptamelaluipembelajarandarilingkungansetempat, sehinggatidakbisaberlaku universal, tetapitergantungkepadakondisisosialbudaya yang mempengaruhinya. Lokasi daerah yang berbeda akan melahirkan kondisi sosial budaya yang berbeda, begitu juga dengan peran dan status antara laki-laki dan perempuan. Pada gerakan PKK Kelurahan Sekaran ini dengan program kerja yang dimiliki seperti yang telah disebutkan diatas akan menambah deretan kasus bias gender. Melalui program kerja tersebut masyarakat akan semakin kokoh bangunan konsep gender yang dimengerti oleh masyarakat, bahwa memang benar perempuan bertugas untuk paham benar apa yang terdapat di dunia diomestik keluwarga. Seperti yang telah dijalankan oleh tim penggerak PKK dengan program kerjanya. Dalam program kerja penyuluhan pola asuh, pelatihan memasak, menjai dan mendesain busana, membersihkan lingkungan keluarga dan sebagainya. Melalui program kerja tersebut dimana yang mengikuti adalah anggota PKK yang terdiri dari hanya orang yang berkelamin perempuan akan mengkonstruksikan bahwa perempuan memang benar bertugas untuk mengasuh anak, memasak makanan untuk keluarga, pandai menjahit, mendesain busana, membersihkan lingkungan keluarga dan laibn sebagainya. Kasus seperti ini akan berbeda di tiap daerah. Apabila program PKK di daerah lain berbeda dengan di kelurahan Sekaran maka akan berbeda ceritanya. Apalagi jika terdapat penyuluhan konsep gender yang sesungguhnya di dalam program kerja yang dilaksanakan oleh gerakan PKK dan keanggotaan dari gerakan PKK tidak hanya seorang perempuan belaka.
Freud dalam Rosemary mengklaim bahwa ketidaksetaraan berakar dari rangkaian pengalaman pada masa kanak-kanak awal mereka yang mengakibatkan laki-laki memandang dirinya maskulin, dan perempuan memandang dirinya feminim (2008:190). Konstruksikebudayaanpada umumnya menunjukan anak laki-laki dengan permainan di luar rumah, seperti perang-perangan, sepakbola, pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan lainnya yang berkesan memerlukan tenaga besar untuk memainkannya (maskulin). Permainan-permainan tersebut akan mensosialisasikan kepada anak bahwa sebagai seorang laki-laki dalam menjalani kehidupan haruslah kuat. Anak perempuan juga ditunjukan dengan permainan-permainan di dalam rumah yang penuh kasih sayang dalam memainkannya (feminim), seperti peralatan memasak, boneka, peralatan merawat anak dan lainnya. Permainan-permainan tersebut juga akan mensosialisasikan kepada anak bahwa perempuan haruslah selalu lemah lembut dan penuh kasih sayang dalam bertindak. Bentuk sosialisasitersebutberdampakpadaperandiantaralaki-lakidanperempuanketikasudahberumahtangga. Laki-lakibertugaskeluarrumahuntukmencarimakanan, baikberburuataubekerjapadamasakini, begitujugadenganperempuan yang bertugasmerawatdanmembesarkananak-anak.Dari program kerja PKK Kelurahan sekaran tersebut akan mendorong masyarakat untuk memandang perempuan sebagai sosok yang feminim dan laki-laki merupakan sosok yang maskulin. Hal itu juga tidak hanya menimbulkan akibat akan tetapi juga mempunyai sebab. Pengalaman yang diperoleh dari tim penggerak PKK tentu saja mengarahkan program kerja dari gerakan PKK tersebut dan memunculkan akibat bahwa gerakan PKK adalah untuk perempuan. Apabila telah ada pengertian bahwa laki-laki juga berhak menjadi tim penggerak PKK maka akan masih ada rasa malu bagi laki-laki bila masuk dalam keanggotaan gerakan PKK karena dari awal sudah dikonstruksikan bahwa laki-laki dengan sosok yang maskulin tidak sesuai level untuk hanya mengurusi pekerjaan domestik keluwarga yang telah menjadi tugas dari para perempuan. Hal demikian akan membawa keadaan ketidaksetaran perempuan dan laki-laki. Perempuan akan dianggap lebih pantas bergelut dengan urusan domestik keluwarga dan dianggap tidak mumpuni untuk bergelut dalam dunia publik bersaing dengan para laki-laki.
Irwan Abdullah jugamengemukakanbahwausahamembudayakanperempuantelahmenyebabkanterjadinya proses produksidanreproduksiketimpanganhubunganantaralaki-lakidanperempuan (2006:3). Usaha pembudayaan yang dimaksud adalah dengan memberikan peran dan status kepada perempuan berdasarkan sifat alam (nature) yang dimiliki perempuan, yakni menstruasi, dibuahi, hamil, menyusui, melahirkan. Sifat alam dari perempuan tersebut menciptakan kesan bahwa perempuan haruslah dekat dengan kehidupan rumah atau kehidupan domestik seperti yang tertera pada program pokok PKK Kelurahan Sekaran yang di jalankan oleh sepenuhnya perempuan, dimulai dari merawat anak yang dilahirkan hingga dewasa. Proses merawat anak memerlukan keahlian memilih makanan, memasak, dan menyuapi, begitu juga dengan kebersihan rumah yang akan berdampak pada kesehatan anak. Dimana disini keahlian tersebut disokong oleh pelaksanaan program PKK.Hal tersebut tentunya mendukung laki-laki mempunyai kesempatan untuk keluar mempelajari kehidupan di luar rumah atau ranah publik. Kedekatan perempuan dengan kehidupan domestik dalam pembudayaan tersebut mengakibatkan perempuan sulit untuk masuk dalam ranah kehidupan publik yang telah dipelajari dan dikuasai oleh laki-laki.
Konstruksitersebutjugamenciptakankonsepbarutentangpenindasan ketika perempuan memasuki ranah publik yang telah dikuasai laki-laki. Penindasan yang terjadi adalah dengan dihilangkannya kesempatan oleh laki-laki kepada perempuan untuk mempelajari ranah publik, sepertiadanyahukumtertulisbagiperempuan yang inginmelanjutkansekolahharusmendapatkanizindarisuaminyamenjadipenghambatdalampeningkatanpendidikanperempuan. Perempuan menjadi makhluk nomor dua setelah laki-laki dalam ranah publik, dan terciptakategorilaki-lakisebagaikaumborjuis (kaumpenindas/ penguasa ranah publik) danperempuansebagaiproletar (kaumtertindas). Konseppenindasantersebutmenjadilandasanparapejuangfeminis, yakni orang yang sadar mengenai penindasan tersebut dan berusaha untuk menciptakan konsep ideal baru tentang peran dan status perempuan baik melalui sekor hukum ataupun budayadenganbentukpersamaan status antarakaumlaki-lakidanperempuan, persamaan status tersebutdisebutdengankonsepsameness.Tujuansama rata darikonsepsamenessantaralaki-lakidanperempuanmenghasilperbandinganfifty:fifty (50:50). Perbandingantersebutmenjadiperfect equality (kesamaankualitas) yang menjadiperjuanganparakaumfeminisdalamkehidupansosial, namunperjuangantersebutterhambatolehkebudayaan yang masihkentaldengankonsep patrilineal.
Konseptersebutberdampakjugapadabentukpembagiankerja di antaraduajeniskelamin.Laki-lakisebagaipencarinafkah, danperempuansebagaipenjagaanak-anak di rumahmerupakansalahsatubentukpembagiankerja yang berlakusejakdahulubahkanhinggasekarang.Pembagiantersebut dapatterpengaruholehadannyaprogram kerja PKK yang dilaksanakan oleh sepenuhnya perempuan. Perempuan mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelaksanaan program kerja PKK di keluwarga masing-masing dan laki-laki sebagai orang yang mengimplikasikan ilmunya dari dunia publik untuk dunia publik. Ketika laki-laki kembali kedalam keluwarga mereka termasuk golongan sasaran pengaplikasian ilmu yang didapat perempuan (istri) dari ia mengikuti program PKK.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. 2006. Sankan Paran Gender. Yokyakarta: Pustaka Pelajar
Budiman. Arif. 1985. Pembagian Kerja Secara Seksual
LAMPIRAN I
STRUKTUR ORGANISASI PKK DI KELURAHAN SEKARAN,
KECAMATAN GUNUNGPATI, KABUPATEN SEMARANG
KETUA : Sri UmiHanik |
WAKIL KETUA I : AmbarIsniyarsih, S. Pd |
WAKIL KETUA II : Muniroh |
BENDAHARA I : DaryanahMundakir BENDAHARA II : IkaSetyaningsih |
SEKRETARIS I : Rosidah, S.Pd SEKRETARIS II : LilisPujiastuti |
POKJA I : KETUA : Muniroh-Marsono WAKIL : Munjaroah-Riyanto ANGGOTA : PuriHastuti |
POKJA II : KETUA : BayuSusilowati WAKIL : Ny. Rumini ANGGOTA : Ny. Erna-Diarko |
POKJA III : KETUA : Sugiyati WAKIL : Mustofiah ANGGOTA : Istirowiyah |
POKJA IV : KETUA : Maryatun WAKIL : CaturUtami ANGGOTA : Suprihatin |
0 komentar:
Posting Komentar